Contoh Makalah Perilaku Organisasi : Efektivitas Organisasi


PERILAKU ORGANISASI



POKOK BAHASAN : EFEKTIVITAS ORGANISASI


NAMA                                    NPM

PETRUS PRIYANTO              151120011




EFEKTIVITAS ORGANISASI

PENGERTIAN EFEKTIVITAS
Gibson (1984:28) mengemukakan bahwa “Efektivitas adalah konteks perilaku organisasi merupakan hubungan antar produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan.”
Emitai Etzioni (1982:54) mengemukakan bahwa “Efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran.”
Komaruddin (1994:294) juga mengungkapkan bahwa “Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.” 
TIGA PERSPEKTIF EFEKTIVITAS
1. Efektivitas Individual
Berkaitan dengan kinerja tugas dari anggota organisasi (karyawan) tertentu sesuaidengan posisi dalam organisasi atau bagian dari suatu total pekerjaan.Manajer akan melakukan penilaian dan evaluasi untuk menentukan kenaikan gaji, bonus, promosi,dsb.). 
2. Efektivitas Kelompok
Adalah jumlah kontribusi seluruh anggota organisasi atau satuan individu. Merupakan totalitas hasil kerja individu-individu jika mencapai sinergi yang akan melebihijumlah kontribusi individu – individu tersebut jika bekerja sendiri-sendiri.
3. Efektivitas Organisasi
Merupakan perpaduan dari efektivitas individu-individu dan efektivitas kelompok.Apa pekerjaan manajer untuk meningkatkan efektivitas individu, kelompok dan organisasi?
1. Pekerjaan manajer adalah mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya efektivitas individu, kelompok, dan organisasi.
2. Apakah manajer dapat mempertahankan atau meningkatkan efektivitas individu, kelompok dan organisasi ?
3. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, kita harus melihat pekerjaan manajerial.
4. Manajer harus dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut.

PENDEKATAN UNTUK MENCAPAI EFEKTIVITAS
Tedapat empat pendekatan (approach) untuk mencapai efektivitas, yaitu :
1. Pendekatan tujuan,
2. Pendekatan teori sistem,
3. Pendekatan Multiple Constituency, dan
4. Pendekatan dimensi waktu.

1.     Pendekatan Tujuan
Merupakan pendekatan evaluasi yang tertua dan paling luas digunakan. Menekankan pada peran sentral dari pencapaian tujuan sebagai kriteria untuk mencapaiefektivitas. Keberadaan organisasi dimaksudkan untuk menacapai suatu tujuan tertentu.
Efektivitas adalah pencapaian tujuan dari upaya bersama. Didasarkan pada pandanganbahwa :
1. Organisasi merupakan satu kesatuan yang mempunyai misi tertentu, (unsur- unsurdalam organisasi tidak terpisahkan satu sama lain dan ada sesuatu yang ingin/hendak dicapai),
2. Organisasi memiliki tujuan dan sasaran,
3. Efektivitas adalah pencapaian sasaran/tujuan dari upaya bersama, oleh karena ituderajat pencapaian menunjukan derajat efektivitas.
4. Seberapa baik organisasi berfungsi (seberapa efektif), dinilai dari seberapa berhasilorganisasi mencapai tujuan.
5. Bersifat Rasional,
6. Tujuan bisa ditetapkan , dihitung, diukur atau pun dievaluasi , oleh karena itu tujuanbisa dispesifikasikan : (hitungan dalam angka produksi , efesiensi biaya, dsb). Oleh karena itu harus ada hubungan yang erat antara perilaku pekerjaan dengan hasilyang terukur (sasaran).
·         Kelemahan Pendekatan Tujuan
Pencapaian tujuan sulit/tidak dapat diukur bagi organisasi yang tidak menghasilkanoutput/keluaran yang bersifat berwujud (tangible). Misalnya : tujuan organisasipendidikan adalah memberikan pendidikan bebas dengan biaya terjangkau.
1. Kapan itu tercapai ?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan bebas ?
3. Apa yang dimaksud dengan biaya terjangkau ?
Organisasi biasanya memiliki lebih dari satu/serangkaian tujuan. Masalahnya adalahapakah pencapaian tujuan tersebut tidak saling bertentangan ? Misalnya : suatuperguruan tinggi memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas lulusan, dan biayapendidikan tidak dinaikkan.
2.     Pendekatan Teori Sistem
Menurut pendekatan ini, organisasi sebagai kesatuan sosial merupakan bagian darilingkungan yang lebih luas.Oleh karena itu kelangsungan organisasi tergantung pada seberapa jauh organisasi dapatberfungsi dalam memenuhi tuntutan dari lingkungan.Organisasi memberikan barang dan jasa yang diminta lingkungan ekternal danorganisasi memperoleh sumber daya dari lingkungan eksternal tersebut. Hubungan antarelemen berinteraksi secara “interdependency“ oleh karena itu siklus total dari :Masukan (input) – Proses (process) – Keluaran (output), harus menjadi fokus perhatianmanajemen agar organisasi juga tetap mampu untuk beradaptasi dengan tuntutanlingkungan eksternal, sehingga ada kesesuaian antara proses internal dengan tuntutandari (kondisi) lingkungan eksternal.
3.     Pendekatan Multiple Constituency (Jumlah/Para Pemilih)
Merupakan perspektif yang menekankan pentingnya hubungan relatif diantarakepentingan kelompok dan individu dalam suatu organisasi. Oleh karena itu keberadaanorganisasi harus memenuhi tuntutan berbagai individu serta kelompok : yang memilikiharapan serta aspirasi yang berbeda. Analisis sistem saja tidak cukup, namun perludiperhatikan juga berbagai harapan dan aspirasi individu/kelompok yang terlibat(Misalnya : para pemegang saham, direktur, pemasok, kreditur, pejabat pemerintah,manajer, masyarakat luas, dll. ), oleh karena itu integrasi pendekatan sistem dan tujuanmenjadi perlu pula.
4.     Pendekatan Model Dimensi Waktu
Merupakan integrasi dari pendekatan tujuan, teori sistem dan pendekatan “multipleconstuency “. Model ini menekankan akibat (tujuan) organisasi atas waktu, sebab :
1. Kelangsungan hidup suatu organisasi merupakan ukuran jangka panjang (sebagaihal yang harus dipertahankan) dari efektivitas organisasi.
2. Kelangsungan hidup membutuhkan adaptasi (yang sering melibatkan urutan yangdapat diprediksi) , hal ini berarti berkaitan dengan suatu proses : dan prosesberkaitan dengan waktu, sehingga ada kaitannya dengan pendekatan sistem.
3. Diperlukan indikator kemajuan dalam jangka pendek dan jangka menengah agardapat bertahan untuk jangka panjang.
4. Indikator-indikator tersebut merupakan kriteria efektivitas dan dapat dipakai untukmengevaluasi efektivitas individu, kelompok dan organisasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Struktur Organisasi
  1. Lingkungan
Lingkungan organisasi terdiri dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekautan yang berada diluar organisasi dan berpotensi mempengaruhi kinerja dan efektivitas organisasi. Pada umumnya lingkungan ini mencangkup pemasok, pelanggan, pesaing, badan pengaturan pemerintah, kelompok penekan publik, dan semacamnya. Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungan sebab lingkungan bersifat dinamis dan penuh dengan ketidakpastian, hal ini bisa menjadi masalah bagi organisasi yang dapat mengancam efektivitas organisasi dan salah satu cara mengurangi kertidakpastian ini melalui penyesuaian struktur organisasi. Ketidakpastian yang dimaksud meliputi 3 dimensi lingkungan organisasi manapun yaitu kapasitas yang menunjukkan sejauh mana lingkungan mendukung pertumbuhan organisasi, volatilitas yang menyulitkan management meramalkan secara tepat probabilitas pengambilan keputusan dan kompelesitas/tingkat kerumitan. Dimensi lingkungan pada tingkat kerumitan meliputi tingkat heterogenitas dan konsentrasi unsur-unsur lingkungan. Lingkungan sederhana bersifat homogen dan terkonsentrasi sehingga organisasi mudah untuk menentukan pesaing. Sedangkan lingkungan yang heterogenitas dan menyebar disebut dengan lingkungan yang kompleks. Maka dari itu, jelaslah bahwa ada hubungan antara lingkungan dan penyesuain struktur organisasi. Semakin langkah, dinamis dan kompleks suatu lingkungan maka stuktur organisasi juga harus semakin organik dan tinggi sebaliknya semakin stabil, dan sederhana suatu lingkungan maka strukur organisasi lebih bersifat mekanis. Penyesuain struktur dengan lingkungan ini semata-mata dilakukan untuk mencapai sasaran dan efektivitas organisasi.

  1. Teknologi.
 Istilah teknologi mengacu pada organisasi mengubah masukan menjadi keluaran. Teknologi ini dalam organisasi berfungsi sebagai proses perbaikan terus menerus, rekayasa ulang proses kerja dan alat penyesuaian massal terhadap kebutuhan sehingga memudahkan manager mengambil keputusan secara benar dan akurat.  Singkat kata Teknologi ini digunakan untuk membantu tugas-tugas organisasi. Maka dari itu, setiap organisasi pasti memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya keuangan, manusia dan fisik menjadi produk dan jasa. Yang membedakan penggunaan teknologi antara setiap organisasi terletak pada tingkat kerumitan. Maksudnya teknologi cendrung ke arah kegiatan yang rutin atau tidak rutin. Pada kegiatan rutin dicirikan oleh adanya operasi yang teromatisasi dan terbakukan. Sedangkan pada organisasi tidak rutin teknologi disesuaikan pada tingkat kebutuhan. Kegiatan rutin terkait dengan struktur yang lebih tinggi dan lebih dedepartementalisasi. Kerutinan dalam kontek ini berhubungan dengan adanya petunjuk aturan,jabatan, dan dikumentasi formal. Maka dari itu, jelas bahwa pada pengunaan teknologi harus disesuaikan dengan struktur organisasi. Misalnya, teknologi rutin hendaknya digunakan dalam organisasi dengan struktur sentralisasi dengan tingkat formalisasi rendah. Dalam konteks ini, dapat disimpulkan bahwa organisasi yang berstruktur tinggi untuk mencapai efektivitas memerlukan teknologi dalam tingkatan kerumitan yang juga tinggi. Sedangkan kegiatan tidak rutin yang lebih mengandalkan pengetahuan para spesialis lebih membutuhkan teknologi yang tingkat kerumitannya rendah.

KRITERIA EFEKTIVITAS JANGKA PENDEK, MENENGAH DAN PANJANG
Ø  Kriteria Efektivitas Jangka Pendek
1. Produksi
·         Mencerminkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan sejumlah barang dan jasa yang dituntut oleh lingkungan eksternal.Ukurannya : produksi, laba, penjualan, dsb., berkaitan langsung dengan “output”yang dikonsumsi oleh pelanggan dan klien organisasi lainnya.
2. Kualitas/Mutu
·         Merupakan kondisi “output” yang memenuhi harapan pelanggan dan client organisasi (kinerja produk dan jasa dengan ukuran serta penilaian kualitasyang berasal dari pelanggan dan client organisasi)
3. Efisiensi
·         Diartikan sebagai rasio “output” dibanding “input” (ukurannya antara lain : tingkatpendapatan/rate of return dari kapital dan asset, unit biaya, bahan buangan danpemborosan, dll).
4. Fleksibilitas.
·         Menyangkut kemampuan organisasi untuk mengalihkan sumber daya dari aktivitas yang satu aktivitas yang lain guna menghasilkan produk dan pelayanan. Yang baru serta berbeda, sebagai tanggapan terhadap permintaan ataupuntuntutan pelanggan.
5. Kepuasan
·         Berkaitan dengan perasaan karyawan terhadap pekerjaan mereka danperanannya di dalam organisasi.Ukurannya antara lain : sikap karyawan (kepuasan kerja, komitmen organisasi,keterlibatan kerja, dll.), tingkat absensi, Labor Turn Over/LTO , keterlambatankerja, kemangkiran, dll.
·         Kriteria–kriteria tersebut saling berhubungan dan saling mendorong satu samalain.

·         Aspek-aspeknya :
1. Kemampuan organisasi untuk menjawab perubahan lingkungan eksternal
(pelanggan, pesaing, peraturan , dsb.),
2. Kemampuan organisasi dalam menjawab perubahan individu dan kelompok
(lain) dalam organisasi yang sama,
3. Kemampuan organisasi dalam mengadaptasikan praktek perancanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian serta kebijakan untuk
menjawab perubahan yang ada.
Ø  Kriteria Efektivitas Jangka Menengah
Kriteria efektivitas meliputi :
1. Persaingan :
·         Menggambarkan posisi organisasi, apakah organisasi kompetitif/mampu bersaingatau tidak dalam memperoleh pelanggan dan/ atau klien bisnis.
2. Pengembangan :
·         Menjamin efektivitas organisasi melalui investasi sumber daya, guna memenuhipermintaan lingkungan eksternal dimasa mendatang (diversifikasi usaha ,pelatihan, dsb.),
·         Walaupun hal tersebut dapat mengurangi hasil efektivitas jangka pendek, namunjika usaha-usaha pengembangan itu dimanajemeni dengan baik dapat menjadikunci kelangsungan hidup organisasi,
·         Kemampuan bersaing dan pengembangan harus dilakukan, agar bisa menjawabperubahan–perubahan lingkungan eksternal.

Ø  Kriteria Efektivitas Jangka Panjang

·         Berkaitan dengan kemampuan organisasi untuk tetap bertahan (sustainability).
·         Dapat dicapai kalau manajemen bisa memenuhi efektivitas jangka pendek dan jangkamenengah.
Dalam dimensi waktu jangka pendek dan jangka menengah terdapat lima kriteria keefektifan organisasi yaitu:
1.      Produksi : Produksi mengambarkan kemampuan organisasi untuk menghasilan jumlah dan kualitas output organisasi yang sesuai dengan permintaan lingkungan. Konsep ini meniadakan setiap pertimbangan efesiensi, Ukuran produksi mencakup laba, penjualan, market share, dsb.
2.       Efisiensi : Konsep ini lebih menekankan pada perbandingan antara input dan output. Ukuran efisiensi meliputi tingkat laba modal atau harta, biaya perunit, sisa dan pembuangan bahan, dsb.
3.       Kepuasan : Konsep ini menekankan pada perhatian yang menguntungkan bagi anggota organisasi maupun pelanggan. Dengan kata lain organisasi harus mampu memberikan kepuasan dan kebutuhan para anggota dan pelanggannya. Ukuran kepuasan meliputi : sikap karyawan dan pelanggan, pengantian karyawan, keluhan, dsb.
4.       Adaptasi : Lebih ditekankan pada pengertian kemampuan organisasi dalam menyingkapi perubahan intern ataupun ekstern.  Ini lebih berhubungan dengan kemampuan manajemen untuk menduga adanya suatu perubahan. Dalam hal ini, manajemen dapat menerapkan kebijakan yang mendorong kesiapan menghadapi perubahan.
5.       Pengembangan:  Pengembangan dilakukan sebagai bentuk usaha dalam meningkatkan kemampuan SDM melalui program-program training baik untuk tenaga manajemen ataupun nonmanajemenKriteria ini digunakan untuk mengukur tanggung jawab organisasi dalam memperbesar kapasitas dan potensinya untuk berkembang. Jadi ukuran pengembangan meliputi peningkatan kemampuan SDM organisasi itu sendiri.
Cara-Cara Mengukur Efektifitas Organisasi
Dalam melakukan pengukuran terhadap efektivitas organisasi digunakan kriteria dari Steers.
Kriteria efektifitas dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
a.       Dari segi lingkup pengukurannya dikenal adanya efektifitas mikro dan makro.
§  Kriteria makro adalah pengukuran efektifitas dari sudut yang luas, contohnya keuntungan organisasi atau pencapaian tujuan akhir organisasi.

§  Kriteria mikro adalah pengukuran efektifitas dengan menitikberatkan pada salah satu aspek yang sempit, contohnya penampilan anggota atau tingkat ketidak hadiran karyawan.

b.       Dari segi jumlah variable yang digunakan dalam pengukuran dikenal adanya efektifitas modal variable tunggal dan jamak.
§  Pengukuran dengan kriteria tunggal ialah cara melihat efektifitas organisasi dengan hanya menggunakan satu variable saja. Banyak pilihan variable yang digunakan dalam teknik ini, contohnya produktifitas diukur dengan data tentang output(produk akhir yang dihasilkan), kepuasan kerja diukur dengan daftar pertanyaan yang diisi oleh para karyawan, keuntungan organisasi dapat dilihat dari data berupa angka-angka yang diperoleh dari bagian pembukuan.

§  Pengukuran dengan kriteria jamak adalah cara melihat efektifitas organisasi dengan menggunakan sebuah model yang mencakup beberapa variable, dimana hubungan antara berbagai variable ikut diperhitungkan.
c.       Dari segi waktu pengukurannya dikenal adanya efektifitas statis dan dinamis.
§  Pengukuran statis adalah melihat efektifitas di organisasi dengan mendasarkan diri pada aktivitas yang telah dilakukan.

§  Dari karakteristik dinamika organisasi orang berusaha mengukur efektifitas organisasi di waktu yang akan datang.

d.      Dari segi tingkat generalisasinya dikenal adanya efektifitas terbatas dan umum.
§  Teknik umum dimana efektifitas diukur dengan kriteria yang dapat diterapkan pada semua jenis organisasi.

§  Teknik kedua adalah pengukuran efektifitas yang menggunakan kriteria lebih khusus sesuai dengan karakteristik organisasi yang bersangkutan.

Gibson dan kawan-kawan mengemukakan 5 aspek yang dapat digunakan sebagai kriteria, yaitu:
1.      Produktivitas
Produksi ialah kemampuan organisasi menghasilkan produk (output) yang dibutuhkan oleh lingkungan. Dalam hal ini mencakup jumlah(kuantitas) dan mutu (kualitas). Produktvitas adalah terdapatnya korelasi “terbalik” antara masukan dan luaran.
Artinya, suatu sistem dapat dikatakan produktif apabila masukan yang diproses semakin sedikit untuk menghasilkan luaran yang semakin besar. Produktivitas sering pula dikaitkan dengan cara dan sistem kerja yang efisien sehingga proses produksi berlangsung tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja lembur dengan segala implikasinya, terutama implikasi biaya. Agar produktif, organisasi harus mampu memanfaatkan sumber daya secara efisien, yaitu modal, tenaga kerja, gedung, sarana dan informasi.
Kemampuan dari suatu organisasi  untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal dan melakukan manajemen yang efisien atas sumber daya yang dimiliki sangat menentukan tingkat produktivitasnya.
Kemajuan-kemajuan yang tercapai dalam meningkatkan produktivitas organisasi dilakukan secara bertahap, dimana setiap perubahan itu dilakukan oleh suatu proses perencanaan, perumusan dan evaluasi. Tingkat produktivitas dipilih sebagai indikator pengukuran efektivitas organisasi, sebab organisasi sebagai suatu wadah usaha kelompok orang untuk mencapai tujuan yang ditentukannya, tujuan tersebut dapat dicapai dengan menggunakan sumberdaya yang ada dalam organisasi.
Pemanfaatan sumberdaya sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup organisasi. Untuk itu produktivitas yang sering diartikan sebagai ukuran sampai sejauh mana sumberdaya yang ada disertakan dan dipadukan untuk mencapai suatu hasil tertentu merupakan hal yang dapat dijadikan faktor tolak ukur efektivitas organisasi.
Karena pada dasarnya efektivitas organisasi merupakan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Produktivitas merupakan ratio antara masukan dan keluaran, sedangkan pada organisasi publik produktivitas dapat diartikan sampai sejauh mana target yang ditetapkan oleh organisasi dapat direalisasikan dengan baik.
2.      Kepuasan kerja
Kepuasan menunjuk pada keberhasilan organisasi memenuhi kebutuhan yang dirasakan oleh para anggota dan juga kepuasan bagi para pemakai barang dan jasa yang dihasilkan.Kepuasan dapat diukur dari besar kecilnya tingkat kemangkiran, tingkat ketidakhadiran, tingkat keluar masuk organisasi, dan semangat kerja yang ditunjukkan anggota.
Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan/pekerjaannya dalam organisasi. Ini dihasilkan dari persepsi pekerja mengenai pekerjaannya. Jadi kepuasan kerja sepenuhnya menyangkut psikologis individu didalam organisasi, yang diakibatkan oleh keadaan yang ia rasakan dari lingkungan kerjanya, kondisi psikologis ini akan termanifestasi pada sikap kerja individu yang selanjutnya akan berpengaruh pada prestasi kerja.
Tingkat kepuasan kerja pegawai perlu diperhatikan karena berpengaruh langsung pada efektivitas organisasi. Dalam hal ini pimpinan, baik itu kepala dinas, kepala bagian tata usaha maupun bagian personalia harus tanggap dalam mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi pada setiap pegawai. Kepuasan kerja pegawai tidak cukup hanya dengan diberikan insentif akan tetapi pegawai juga membutuhkan motivasi, pengakuan dari atasan atas hasil pekerjaannya, situasi kerja yang tidak monoton dan peluang untuk berkreasi.
3.      Kemampuan menyesuaikan diri (Adaptability)
Kemampuan adaptasi adalah kesanggupan organisasi melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan keadaan. Semakin tinggi frekuensi tingkat ketidakpastian situasi yang menuntut tindakan penyesuaian, semakin mudah melihat kemampuan organisasi dalam melakukan adaptasi.
Kemampuan menyesuaikan diri merupakan kemampuan dari suatu organisasi untuk mengikuti, mengantisipasi dan memanfaatkan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam suatu lingkungan. Hesselbein, Goldsmith dan Beekhard dalam The Organization of the Future (1998) menjelaskan bahwa suatu organisasi harus bergerak cepat, menyesuaikan diri dan melakukan berbagai perubahan di dalam lingkungan agar tetap bertahan (exist) dan berhasil melangsungkan kehidupannya (survive).
Perubahan lingkungan bukan merupakan ancaman bagi organisasi dimana harus bersifat seperti bunglon. Tingkat keluwesan yang tinggi sangat diperlukan guna mengantisipasi segala peluang dan ancaman yang exist di dalam lingkungan eksternal.
Lingkungan eksternal oleh Pearce dan Robinson di dalam Manajemen Stratejik, formulasi, implementasi dan pengendalian (1997) akan mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan, dan akhirnya, suatu struktur organisasi dan proses internalnya. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain adalah unsur PEST, yakni:
a)      Unsur Politik (P)
b)      Unsur Ekonomi (E)
c)      Unsur Sosial (S)
d)      Unsur Teknologi (T)
Perubahan yang menyangkut PEST akan mempengaruhi organisasi secara intern dimana struktur, strategi dan sistem akan terkena akibatnya. Dalam menghadapi perubahan lingkungan yang selalu dinamis, organisasi harus selalu mengambil langkah-langkah strategis yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan tetap survive di dalam lingkungan yang penuh persaingan.
Hesselbein, Golsmith dan Beekhard menjelaskan bahwa perubahan lingkungan harus diantisipasi dengan pengambilan berbagai langkah-langkah strategis, yakni:
a)      Peningkatan terhadap kinerja kerja organisasi
b)      Peningkatan terhadap manajemen keuangan
c)      Peningkatan terhadap proses pelayanan, mutu dan penanaman modal
4.      Kemampuan berlaba
Pengembangan organisasi adalah kriteria efektifitas yang menunjuk kepada kemampuan organisasi untuk memandang jauh kedepan dan melakuakan investasi dalam rangka mempertahankan hidup dan mengembangkan usaha organisasi. Kriteria pengembangan lebih menekankan pada upaya organisasi dalam jangka panjang.
5.      Pencarian dan pemanfaatan sumber daya manusia
Efisiensi menunjuk pada pengukuran yang berkenaan dengan penggunaan sumber yang langka oleh organisasi. Efisiensi merupakan perbandingan anatara output dan input. Efisiensi dapat dilihat dari besarnya biaya dan waktu yang diperlukan untuk proses produksi per unit produk, besarnya biaya dan waktu yang diperlukan setiap siswa sampai dengan lulus, dsb.

KESIMPULAN
Keberhasilan dari sebuah organisasi dalam mencapai tujuan adalah ukuran untuk melihat efektif tidaknya atau efisien tidaknya organisasi itu.Pendekatan pencapaian tujuan berasumsi bahwa organisasi adalah kesatuan yang dibuat dengan sengaja, rasional dan mencari tujuan yang memiliki tujuan-tujuan akhir, tujuan yang teridentifikasi dan ditetapkan dengan baik, relative sedikit agar mudah dikelola, harus ada kesepakatan umum antar anggota organisasi.Oleh sebab itu, pencapaian tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang keefektifan sebuah organisasi.
Sedangkan pendekatan system berasumsi bahwa organisasi terdiri atas sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika salah satu dari sub bagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul dampak negative terhadap performa keseluruhan sistem. Sistem adalah keterpaduan berbagai faktor yang saling berhubungan dan saling tergantung dan terikat oleh asas-asas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Proposal Usaha : ALMOND CRISPY CHEESE COOKIES

Contoh Acknowledging Orders Letter (Indented style) Order acknowledgement is a written confirmation that the order is bookend or received.

Materi Matematika : PELUANG