Contoh Makalah Perilaku Organisasi : Efektivitas Organisasi
PERILAKU ORGANISASI
POKOK BAHASAN :
EFEKTIVITAS ORGANISASI
NAMA NPM
PETRUS
PRIYANTO 151120011
EFEKTIVITAS ORGANISASI
PENGERTIAN EFEKTIVITAS
Gibson
(1984:28) mengemukakan bahwa “Efektivitas
adalah konteks perilaku organisasi merupakan hubungan antar produksi, kualitas,
efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan.”
Emitai
Etzioni (1982:54) mengemukakan bahwa “Efektivitas organisasi dapat
dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai
tujuan atau sasaran.”
Komaruddin
(1994:294) juga mengungkapkan bahwa “Efektivitas adalah suatu keadaan
yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”
TIGA
PERSPEKTIF EFEKTIVITAS
1. Efektivitas Individual
Berkaitan dengan kinerja tugas dari anggota organisasi
(karyawan) tertentu sesuaidengan posisi dalam organisasi atau bagian dari suatu
total pekerjaan.Manajer akan melakukan penilaian dan evaluasi untuk menentukan
kenaikan gaji, bonus, promosi,dsb.).
2. Efektivitas Kelompok
Adalah jumlah kontribusi seluruh anggota organisasi
atau satuan individu. Merupakan totalitas hasil kerja individu-individu jika
mencapai sinergi yang akan melebihijumlah kontribusi individu – individu
tersebut jika bekerja sendiri-sendiri.
3. Efektivitas Organisasi
Merupakan perpaduan dari efektivitas individu-individu
dan efektivitas kelompok.Apa pekerjaan manajer untuk meningkatkan efektivitas
individu, kelompok dan organisasi?
1. Pekerjaan manajer adalah mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab terjadinya efektivitas individu, kelompok, dan organisasi.
2. Apakah manajer dapat mempertahankan atau
meningkatkan efektivitas individu, kelompok dan organisasi ?
3. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, kita harus
melihat pekerjaan manajerial.
4. Manajer harus dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
tersebut.
PENDEKATAN UNTUK MENCAPAI
EFEKTIVITAS
Tedapat empat pendekatan (approach) untuk mencapai
efektivitas, yaitu :
1. Pendekatan tujuan,
2. Pendekatan teori sistem,
3. Pendekatan Multiple Constituency, dan
4. Pendekatan dimensi waktu.
1.
Pendekatan Tujuan
Merupakan pendekatan evaluasi yang tertua dan paling
luas digunakan. Menekankan pada peran sentral dari pencapaian tujuan sebagai
kriteria untuk mencapaiefektivitas. Keberadaan organisasi dimaksudkan untuk
menacapai suatu tujuan tertentu.
Efektivitas adalah pencapaian tujuan dari upaya
bersama. Didasarkan pada pandanganbahwa :
1. Organisasi merupakan satu kesatuan yang mempunyai
misi tertentu, (unsur- unsurdalam organisasi tidak terpisahkan satu sama lain
dan ada sesuatu yang ingin/hendak dicapai),
2. Organisasi memiliki tujuan dan sasaran,
3. Efektivitas adalah pencapaian sasaran/tujuan dari
upaya bersama, oleh karena ituderajat pencapaian menunjukan derajat
efektivitas.
4. Seberapa baik organisasi berfungsi (seberapa
efektif), dinilai dari seberapa berhasilorganisasi mencapai tujuan.
5. Bersifat Rasional,
6. Tujuan bisa ditetapkan , dihitung, diukur atau pun
dievaluasi , oleh karena itu tujuanbisa dispesifikasikan : (hitungan dalam
angka produksi , efesiensi biaya, dsb). Oleh karena itu harus ada hubungan yang
erat antara perilaku pekerjaan dengan hasilyang terukur (sasaran).
·
Kelemahan
Pendekatan Tujuan
Pencapaian tujuan sulit/tidak dapat diukur bagi
organisasi yang tidak menghasilkanoutput/keluaran yang bersifat berwujud
(tangible). Misalnya : tujuan organisasipendidikan adalah memberikan pendidikan
bebas dengan biaya terjangkau.
1. Kapan itu tercapai ?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan bebas ?
3. Apa yang dimaksud dengan biaya terjangkau ?
Organisasi biasanya memiliki lebih dari
satu/serangkaian tujuan. Masalahnya adalahapakah pencapaian tujuan tersebut
tidak saling bertentangan ? Misalnya : suatuperguruan tinggi memiliki tujuan
untuk meningkatkan kualitas lulusan, dan biayapendidikan tidak dinaikkan.
2.
Pendekatan Teori Sistem
Menurut pendekatan ini, organisasi sebagai kesatuan
sosial merupakan bagian darilingkungan yang lebih luas.Oleh karena itu
kelangsungan organisasi tergantung pada seberapa jauh organisasi dapatberfungsi
dalam memenuhi tuntutan dari lingkungan.Organisasi memberikan barang dan jasa
yang diminta lingkungan ekternal danorganisasi memperoleh sumber daya dari
lingkungan eksternal tersebut. Hubungan antarelemen berinteraksi secara
“interdependency“ oleh karena itu siklus total dari :Masukan (input) – Proses
(process) – Keluaran (output), harus menjadi fokus perhatianmanajemen agar
organisasi juga tetap mampu untuk beradaptasi dengan tuntutanlingkungan
eksternal, sehingga ada kesesuaian antara proses internal dengan tuntutandari
(kondisi) lingkungan eksternal.
3.
Pendekatan Multiple Constituency (Jumlah/Para Pemilih)
Merupakan perspektif yang menekankan pentingnya
hubungan relatif diantarakepentingan kelompok dan individu dalam suatu
organisasi. Oleh karena itu keberadaanorganisasi harus memenuhi tuntutan
berbagai individu serta kelompok : yang memilikiharapan serta aspirasi yang
berbeda. Analisis sistem saja tidak cukup, namun perludiperhatikan juga
berbagai harapan dan aspirasi individu/kelompok yang terlibat(Misalnya : para
pemegang saham, direktur, pemasok, kreditur, pejabat pemerintah,manajer,
masyarakat luas, dll. ), oleh karena itu integrasi pendekatan sistem dan
tujuanmenjadi perlu pula.
4.
Pendekatan Model Dimensi Waktu
Merupakan integrasi dari pendekatan tujuan, teori
sistem dan pendekatan “multipleconstuency “. Model ini menekankan akibat
(tujuan) organisasi atas waktu, sebab :
1. Kelangsungan hidup suatu organisasi merupakan ukuran
jangka panjang (sebagaihal yang harus dipertahankan) dari efektivitas
organisasi.
2. Kelangsungan hidup membutuhkan adaptasi (yang sering
melibatkan urutan yangdapat diprediksi) , hal ini berarti berkaitan dengan
suatu proses : dan prosesberkaitan dengan waktu, sehingga ada kaitannya dengan
pendekatan sistem.
3. Diperlukan indikator kemajuan dalam jangka pendek
dan jangka menengah agardapat bertahan untuk jangka panjang.
4. Indikator-indikator tersebut merupakan kriteria
efektivitas dan dapat dipakai untukmengevaluasi efektivitas individu, kelompok
dan organisasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Struktur Organisasi
- Lingkungan
Lingkungan organisasi terdiri dari
lembaga-lembaga atau kekuatan-kekautan yang berada diluar organisasi dan
berpotensi mempengaruhi kinerja dan efektivitas organisasi. Pada umumnya
lingkungan ini mencangkup pemasok, pelanggan, pesaing, badan pengaturan pemerintah,
kelompok penekan publik, dan semacamnya. Struktur organisasi dipengaruhi oleh
lingkungan sebab lingkungan bersifat dinamis dan penuh dengan ketidakpastian,
hal ini bisa menjadi masalah bagi organisasi yang dapat mengancam efektivitas
organisasi dan salah satu cara mengurangi kertidakpastian ini melalui
penyesuaian struktur organisasi. Ketidakpastian yang dimaksud meliputi 3
dimensi lingkungan organisasi manapun yaitu kapasitas yang menunjukkan sejauh
mana lingkungan mendukung pertumbuhan organisasi, volatilitas yang menyulitkan
management meramalkan secara tepat probabilitas pengambilan keputusan dan
kompelesitas/tingkat kerumitan. Dimensi lingkungan pada tingkat kerumitan
meliputi tingkat heterogenitas dan konsentrasi unsur-unsur lingkungan. Lingkungan
sederhana bersifat homogen dan terkonsentrasi sehingga organisasi mudah untuk
menentukan pesaing. Sedangkan lingkungan yang heterogenitas dan menyebar
disebut dengan lingkungan yang kompleks. Maka dari itu, jelaslah bahwa ada
hubungan antara lingkungan dan penyesuain struktur organisasi. Semakin langkah,
dinamis dan kompleks suatu lingkungan maka stuktur organisasi juga harus
semakin organik dan tinggi sebaliknya semakin stabil, dan sederhana suatu
lingkungan maka strukur organisasi lebih bersifat mekanis. Penyesuain struktur
dengan lingkungan ini semata-mata dilakukan untuk mencapai sasaran dan
efektivitas organisasi.
- Teknologi.
Istilah teknologi mengacu pada
organisasi mengubah masukan menjadi keluaran. Teknologi ini
dalam organisasi berfungsi sebagai proses perbaikan terus menerus, rekayasa
ulang proses kerja dan alat penyesuaian massal terhadap kebutuhan sehingga
memudahkan manager mengambil keputusan secara benar dan akurat. Singkat
kata Teknologi ini digunakan untuk membantu tugas-tugas organisasi. Maka dari
itu, setiap organisasi pasti memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya
keuangan, manusia dan fisik menjadi produk dan jasa. Yang membedakan penggunaan
teknologi antara setiap organisasi terletak pada tingkat kerumitan. Maksudnya
teknologi cendrung ke arah kegiatan yang rutin atau tidak rutin. Pada kegiatan
rutin dicirikan oleh adanya operasi yang teromatisasi dan terbakukan. Sedangkan
pada organisasi tidak rutin teknologi disesuaikan pada tingkat kebutuhan. Kegiatan rutin terkait
dengan struktur yang lebih tinggi dan lebih dedepartementalisasi. Kerutinan
dalam kontek ini berhubungan dengan adanya petunjuk aturan,jabatan, dan
dikumentasi formal. Maka dari itu, jelas bahwa pada pengunaan teknologi harus
disesuaikan dengan struktur organisasi. Misalnya, teknologi rutin hendaknya
digunakan dalam organisasi dengan struktur sentralisasi dengan tingkat
formalisasi rendah. Dalam konteks ini, dapat disimpulkan bahwa organisasi yang
berstruktur tinggi untuk mencapai efektivitas memerlukan teknologi dalam
tingkatan kerumitan yang juga tinggi. Sedangkan kegiatan tidak rutin yang lebih
mengandalkan pengetahuan para spesialis lebih membutuhkan teknologi yang
tingkat kerumitannya rendah.
KRITERIA EFEKTIVITAS JANGKA
PENDEK, MENENGAH DAN PANJANG
Ø Kriteria Efektivitas Jangka Pendek
1. Produksi
·
Mencerminkan
kemampuan organisasi dalam menghasilkan sejumlah barang dan jasa yang dituntut
oleh lingkungan eksternal.Ukurannya : produksi, laba, penjualan, dsb.,
berkaitan langsung dengan “output”yang dikonsumsi oleh pelanggan dan klien
organisasi lainnya.
2. Kualitas/Mutu
·
Merupakan
kondisi “output” yang memenuhi harapan pelanggan dan client organisasi (kinerja
produk dan jasa dengan ukuran serta penilaian kualitasyang berasal dari
pelanggan dan client organisasi)
3. Efisiensi
·
Diartikan
sebagai rasio “output” dibanding “input” (ukurannya antara lain :
tingkatpendapatan/rate of return dari kapital dan asset, unit biaya, bahan
buangan danpemborosan, dll).
4. Fleksibilitas.
·
Menyangkut
kemampuan organisasi untuk mengalihkan sumber daya dari aktivitas yang satu
aktivitas yang lain guna menghasilkan produk dan pelayanan. Yang baru serta
berbeda, sebagai tanggapan terhadap permintaan ataupuntuntutan pelanggan.
5. Kepuasan
·
Berkaitan
dengan perasaan karyawan terhadap pekerjaan mereka danperanannya di dalam
organisasi.Ukurannya antara lain : sikap karyawan (kepuasan kerja, komitmen
organisasi,keterlibatan kerja, dll.), tingkat absensi, Labor Turn Over/LTO ,
keterlambatankerja, kemangkiran, dll.
·
Kriteria–kriteria
tersebut saling berhubungan dan saling mendorong satu samalain.
·
Aspek-aspeknya
:
1. Kemampuan organisasi untuk menjawab perubahan
lingkungan eksternal
(pelanggan, pesaing, peraturan , dsb.),
2. Kemampuan organisasi dalam menjawab perubahan
individu dan kelompok
(lain) dalam organisasi yang sama,
3. Kemampuan organisasi dalam mengadaptasikan praktek
perancanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian serta
kebijakan untuk
menjawab perubahan yang ada.
Ø Kriteria Efektivitas Jangka Menengah
Kriteria efektivitas meliputi :
1. Persaingan :
·
Menggambarkan
posisi organisasi, apakah organisasi kompetitif/mampu bersaingatau tidak dalam
memperoleh pelanggan dan/ atau klien bisnis.
2. Pengembangan :
·
Menjamin
efektivitas organisasi melalui investasi sumber daya, guna memenuhipermintaan
lingkungan eksternal dimasa mendatang (diversifikasi usaha ,pelatihan, dsb.),
·
Walaupun
hal tersebut dapat mengurangi hasil efektivitas jangka pendek, namunjika
usaha-usaha pengembangan itu dimanajemeni dengan baik dapat menjadikunci
kelangsungan hidup organisasi,
·
Kemampuan
bersaing dan pengembangan harus dilakukan, agar bisa
menjawabperubahan–perubahan lingkungan eksternal.
Ø Kriteria Efektivitas Jangka Panjang
·
Berkaitan
dengan kemampuan organisasi untuk tetap bertahan (sustainability).
·
Dapat
dicapai kalau manajemen bisa memenuhi efektivitas jangka pendek dan
jangkamenengah.
Dalam dimensi waktu
jangka pendek dan jangka menengah terdapat lima kriteria keefektifan organisasi
yaitu:
1. Produksi
: Produksi mengambarkan kemampuan organisasi untuk menghasilan jumlah dan
kualitas output organisasi yang sesuai dengan permintaan lingkungan. Konsep ini
meniadakan setiap pertimbangan efesiensi, Ukuran produksi mencakup laba, penjualan, market share, dsb.
2. Efisiensi
: Konsep ini lebih menekankan pada perbandingan antara input dan output. Ukuran
efisiensi meliputi tingkat laba modal atau harta, biaya perunit, sisa dan
pembuangan bahan, dsb.
3. Kepuasan
: Konsep ini menekankan pada
perhatian yang menguntungkan bagi anggota organisasi maupun pelanggan. Dengan
kata lain organisasi harus mampu memberikan kepuasan dan kebutuhan para anggota
dan pelanggannya. Ukuran kepuasan meliputi : sikap karyawan dan pelanggan,
pengantian karyawan, keluhan, dsb.
4. Adaptasi
: Lebih ditekankan pada pengertian
kemampuan organisasi dalam menyingkapi perubahan intern ataupun ekstern. Ini lebih berhubungan dengan
kemampuan manajemen untuk
menduga adanya suatu perubahan. Dalam hal ini, manajemen dapat menerapkan kebijakan yang
mendorong kesiapan menghadapi perubahan.
5. Pengembangan:
Pengembangan dilakukan sebagai
bentuk usaha dalam meningkatkan kemampuan SDM melalui program-program training
baik untuk tenaga manajemen ataupun nonmanajemen. Kriteria ini digunakan untuk
mengukur tanggung jawab organisasi dalam memperbesar kapasitas dan potensinya
untuk berkembang. Jadi ukuran
pengembangan meliputi peningkatan kemampuan SDM organisasi itu sendiri.
Cara-Cara Mengukur Efektifitas Organisasi
Dalam melakukan pengukuran terhadap efektivitas organisasi
digunakan kriteria dari Steers.
Kriteria efektifitas dapat dilihat dari berbagai segi,
yaitu:
a. Dari segi
lingkup pengukurannya dikenal adanya efektifitas mikro dan makro.
§ Kriteria makro adalah pengukuran efektifitas dari sudut
yang luas, contohnya keuntungan organisasi atau pencapaian tujuan akhir
organisasi.
§ Kriteria mikro adalah pengukuran efektifitas dengan
menitikberatkan pada salah satu aspek yang sempit, contohnya penampilan anggota
atau tingkat ketidak hadiran karyawan.
b. Dari segi
jumlah variable yang digunakan dalam pengukuran dikenal adanya efektifitas
modal variable tunggal dan jamak.
§ Pengukuran dengan kriteria tunggal ialah cara melihat
efektifitas organisasi dengan hanya menggunakan satu variable saja. Banyak
pilihan variable yang digunakan dalam teknik ini, contohnya produktifitas
diukur dengan data tentang output(produk akhir yang dihasilkan), kepuasan kerja
diukur dengan daftar pertanyaan yang diisi oleh para karyawan, keuntungan
organisasi dapat dilihat dari data berupa angka-angka yang diperoleh dari
bagian pembukuan.
§ Pengukuran dengan kriteria jamak adalah cara melihat
efektifitas organisasi dengan menggunakan sebuah model yang mencakup beberapa
variable, dimana hubungan antara berbagai variable ikut diperhitungkan.
c. Dari
segi waktu pengukurannya dikenal adanya efektifitas statis dan dinamis.
§ Pengukuran statis adalah melihat efektifitas di organisasi
dengan mendasarkan diri pada aktivitas yang telah dilakukan.
§ Dari karakteristik dinamika organisasi orang berusaha
mengukur efektifitas organisasi di waktu yang akan datang.
d. Dari segi tingkat
generalisasinya dikenal adanya efektifitas terbatas dan umum.
§ Teknik umum dimana efektifitas diukur dengan kriteria
yang dapat diterapkan pada semua jenis organisasi.
§ Teknik kedua adalah pengukuran efektifitas yang
menggunakan kriteria lebih khusus sesuai dengan karakteristik organisasi yang
bersangkutan.
Gibson dan kawan-kawan mengemukakan 5 aspek yang dapat
digunakan sebagai kriteria, yaitu:
1. Produktivitas
Produksi ialah kemampuan organisasi menghasilkan produk
(output) yang dibutuhkan oleh lingkungan. Dalam hal ini mencakup
jumlah(kuantitas) dan mutu (kualitas). Produktvitas adalah terdapatnya korelasi
“terbalik” antara masukan dan luaran.
Artinya, suatu sistem dapat
dikatakan produktif apabila masukan yang diproses semakin sedikit untuk
menghasilkan luaran yang semakin besar. Produktivitas sering pula dikaitkan
dengan cara dan sistem kerja yang efisien sehingga proses produksi berlangsung
tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja lembur dengan segala
implikasinya, terutama implikasi biaya. Agar produktif, organisasi harus mampu
memanfaatkan sumber daya secara efisien, yaitu modal, tenaga kerja, gedung,
sarana dan informasi.
Kemampuan dari suatu organisasi untuk
mengantisipasi perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal dan melakukan
manajemen yang efisien atas sumber daya yang dimiliki sangat menentukan tingkat
produktivitasnya.
Kemajuan-kemajuan yang tercapai
dalam meningkatkan produktivitas organisasi dilakukan secara bertahap, dimana
setiap perubahan itu dilakukan oleh suatu proses perencanaan, perumusan dan
evaluasi. Tingkat produktivitas dipilih sebagai indikator pengukuran
efektivitas organisasi, sebab organisasi sebagai suatu wadah usaha kelompok
orang untuk mencapai tujuan yang ditentukannya, tujuan tersebut dapat dicapai
dengan menggunakan sumberdaya yang ada dalam organisasi.
Pemanfaatan sumberdaya sangat
diperlukan untuk kelangsungan hidup organisasi. Untuk itu produktivitas yang
sering diartikan sebagai ukuran sampai sejauh mana sumberdaya yang ada
disertakan dan dipadukan untuk mencapai suatu hasil tertentu merupakan hal yang
dapat dijadikan faktor tolak ukur efektivitas organisasi.
Karena pada dasarnya efektivitas
organisasi merupakan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Produktivitas merupakan ratio antara masukan dan keluaran, sedangkan pada
organisasi publik produktivitas dapat diartikan sampai sejauh mana target yang
ditetapkan oleh organisasi dapat direalisasikan dengan baik.
2. Kepuasan kerja
Kepuasan menunjuk pada
keberhasilan organisasi memenuhi kebutuhan yang dirasakan oleh para anggota dan
juga kepuasan bagi para pemakai barang dan jasa yang dihasilkan.Kepuasan dapat
diukur dari besar kecilnya tingkat kemangkiran, tingkat ketidakhadiran, tingkat
keluar masuk organisasi, dan semangat kerja yang ditunjukkan anggota.
Kepuasan kerja adalah tingkat
kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan/pekerjaannya dalam organisasi.
Ini dihasilkan dari persepsi pekerja mengenai pekerjaannya. Jadi kepuasan kerja
sepenuhnya menyangkut psikologis individu didalam organisasi, yang diakibatkan
oleh keadaan yang ia rasakan dari lingkungan kerjanya, kondisi psikologis ini
akan termanifestasi pada sikap kerja individu yang selanjutnya akan berpengaruh
pada prestasi kerja.
Tingkat kepuasan kerja pegawai
perlu diperhatikan karena berpengaruh langsung pada efektivitas organisasi.
Dalam hal ini pimpinan, baik itu kepala dinas, kepala bagian tata usaha maupun
bagian personalia harus tanggap dalam mengantisipasi setiap perubahan yang
terjadi pada setiap pegawai. Kepuasan kerja pegawai tidak cukup hanya dengan
diberikan insentif akan tetapi pegawai juga membutuhkan motivasi, pengakuan
dari atasan atas hasil pekerjaannya, situasi kerja yang tidak monoton dan
peluang untuk berkreasi.
3. Kemampuan menyesuaikan diri (Adaptability)
Kemampuan adaptasi adalah
kesanggupan organisasi melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan keadaan.
Semakin tinggi frekuensi tingkat ketidakpastian situasi yang menuntut tindakan
penyesuaian, semakin mudah melihat kemampuan organisasi dalam melakukan
adaptasi.
Kemampuan menyesuaikan diri merupakan kemampuan dari
suatu organisasi untuk mengikuti, mengantisipasi dan memanfaatkan perubahan-perubahan
yang terjadi di dalam suatu lingkungan. Hesselbein, Goldsmith dan Beekhard
dalam The Organization of the Future (1998) menjelaskan bahwa suatu organisasi
harus bergerak cepat, menyesuaikan diri dan melakukan berbagai perubahan di
dalam lingkungan agar tetap bertahan (exist) dan berhasil melangsungkan
kehidupannya (survive).
Perubahan lingkungan bukan
merupakan ancaman bagi organisasi dimana harus bersifat seperti bunglon.
Tingkat keluwesan yang tinggi sangat diperlukan guna mengantisipasi segala
peluang dan ancaman yang exist di dalam lingkungan eksternal.
Lingkungan eksternal oleh Pearce
dan Robinson di dalam Manajemen Stratejik, formulasi, implementasi dan
pengendalian (1997) akan mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu
perusahaan, dan akhirnya, suatu struktur organisasi dan proses internalnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain adalah unsur PEST, yakni:
a) Unsur
Politik (P)
b) Unsur Ekonomi (E)
c) Unsur Sosial (S)
d) Unsur Teknologi
(T)
Perubahan yang menyangkut PEST
akan mempengaruhi organisasi secara intern dimana struktur, strategi dan sistem
akan terkena akibatnya. Dalam menghadapi perubahan lingkungan yang selalu
dinamis, organisasi harus selalu mengambil langkah-langkah strategis yang dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan tetap survive di dalam lingkungan yang
penuh persaingan.
Hesselbein, Golsmith dan Beekhard
menjelaskan bahwa perubahan lingkungan harus diantisipasi dengan pengambilan
berbagai langkah-langkah strategis, yakni:
a) Peningkatan
terhadap kinerja kerja organisasi
b) Peningkatan
terhadap manajemen keuangan
c) Peningkatan
terhadap proses pelayanan, mutu dan penanaman modal
4. Kemampuan berlaba
Pengembangan organisasi adalah kriteria
efektifitas yang menunjuk kepada kemampuan organisasi untuk memandang jauh
kedepan dan melakuakan investasi dalam rangka mempertahankan hidup dan
mengembangkan usaha organisasi. Kriteria pengembangan lebih menekankan pada
upaya organisasi dalam jangka panjang.
5. Pencarian dan
pemanfaatan sumber daya manusia
Efisiensi menunjuk pada pengukuran
yang berkenaan dengan penggunaan sumber yang langka oleh organisasi. Efisiensi
merupakan perbandingan anatara output dan input. Efisiensi dapat dilihat dari
besarnya biaya dan waktu yang diperlukan untuk proses produksi per unit produk,
besarnya biaya dan waktu yang diperlukan setiap siswa sampai dengan lulus, dsb.
KESIMPULAN
Keberhasilan dari sebuah organisasi dalam
mencapai tujuan adalah ukuran untuk melihat efektif tidaknya atau efisien tidaknya organisasi
itu.Pendekatan pencapaian tujuan berasumsi bahwa organisasi adalah kesatuan
yang dibuat dengan sengaja, rasional dan mencari tujuan yang memiliki tujuan-tujuan
akhir, tujuan yang teridentifikasi dan ditetapkan dengan baik, relative sedikit
agar mudah dikelola, harus ada kesepakatan umum antar anggota organisasi.Oleh
sebab itu, pencapaian tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang
keefektifan sebuah organisasi.
Sedangkan pendekatan system berasumsi bahwa organisasi terdiri atas sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika salah satu dari sub bagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul dampak negative terhadap performa keseluruhan sistem. Sistem adalah keterpaduan berbagai faktor yang saling berhubungan dan saling tergantung dan terikat oleh asas-asas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan.
Sedangkan pendekatan system berasumsi bahwa organisasi terdiri atas sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika salah satu dari sub bagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul dampak negative terhadap performa keseluruhan sistem. Sistem adalah keterpaduan berbagai faktor yang saling berhubungan dan saling tergantung dan terikat oleh asas-asas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan.
Komentar
Posting Komentar